Jumat, 25 Mei 2012

Liputan Media 2




MEMBATIK BROWNIES ALA BROWNIES BATIK
Solo - Brownies adalah makanan manis yang akrab dengan masyarakat luas, tapi kalo Brownis Batik pasti baru denger kan? Dikenal sebagai nama Brownies Batik yang berdiri awal bulan Desember 2011 dimana pencetusnya yang bernama Dian Pratama (21 thn) mulai mendirikan usaha ini dibantu oleh beberapa teman-temannya.
Brownis Batik saat ini baru mempunyai 1 outlet di bilangan kota Solo dan akan terus dikembangkan di kota Solo itu sendiri dan sekitarnya.
Sistem pemasaran yang dipakai oleh Brownies Batik adalah menggunakan fasilitas social media networking, dan yang dipakai adalah twitter. Selain menjual melalui outlet nya, banyak juga konsumen yang memesan Brownies Batik melalui twitter @browniesbatik ataupun melalui telepon
Konsep awal didirikannya Brownies Batik adalah ingin membudidayakan batik yang sudah mendunia dan seperti yang kita tahu bahwa Solo juga merupakan daerah yang terkenal dengan membatiknya. Disinilah Brownies Batik yang dimana isinya adalah anak muda ingin melestarikan & mempopulerkan batik melalui cara dan media yang berbeda.
Dari ide tersebutlah Dian Pratama langsung mengeksekusi untuk membuat Brownies Batik dengan latar belakang pembuat roti di usaha sebelumnya. Keunikan lain yang di tonjolkan oleh Brownies Batik adalah dari cara pengukusan yang menggunakan arang sehingga matangnya Brownies lebih merata dan bau-nya yang khas. Hal ini yang membuat citarasa brownis tetap terjaga dan daya tahan bisa lebih lama dibandingkan menggunakan proses biasa.
Harga yang ditawarkan-pun cukup terjangkau, dengan kisaran Rp. 20.000,- / kotak rekan-rekan bisa membawa Brownies Batik yang sensasional ini, jadi mari kita lestarikan & kenali budaya batik melalui inovasi Brownis Batik yang pertama di Solo.

Brownies Batik
By ngiderngiler.com

Liputan Media 3


Brownies Chocolate Dari Batik

Motif parang, gondosuli, kawung dan sidomukti adalah motif-motif batik yang biasa ditemukan pada helaian kain batik khas Solo. Namun kini motif serupa juga dapat dinikmati sebagai penghias permukaan kue brownies atau kue berbahan dasar cokelat.

Berawal dari hobi membuat kue, Dian Pratama, mahasiswa semester 7 ini mulai mencoba membuat brownies batik dan dibagikan kepada kerabat sendiri. Terinspirasi saat melihat jarik atau kain kebaya milik ibunya, Dian mencoba mengaplikasikan motif khas tradisional tersebut ke kue brownis bikinannya.

Proses awal pembuatan brownis batik sama seperti brownis kukus pada umumnya. Namun setelah matang permukaannya dilumuri coklat putih sebagai warna dasar. Setelah itu baru dimulai tahapan pembuatan motif batik sesuai yang diinginkan.

http://beritadaerah.com/article/jawa/55375

Rasa Bervariasi

Brownies yang dibuat Dian memiliki empat rasa berbeda, yakni cokelat, lemon, stroberry dan blueberry. Kue dibuat dalam dua ukuran masing-masing 10 kali 15 sentimeter dan yang berukuran besar 10 kali 30 sentimeter. Harga yang dipatok pun cukup murah, yakni Rp 20 ribu dan Rp 48 ribu.

Meski baru dirintis awal Desember 2011 lalu, kini produksi brownies batik ini terus meningkat. Dalam sehari Dian mampu memproduksi 50 hingga 100 kue. Sementara di akhir pekan jumlah produksi bisa bertambah hingga dua kali lipat.

Selain dipasarkan di dalam kota, kue brownies ini kini telah dipasarkan ke beberapa kota lain, seperti Bandung, Jakarta dan Surabaya. Nah, bagi Anda pecinta batik patut dicoba batik yang satu ini karena tidak hanya memuaskan mata tetapi juga enak di lidah.

http://beritadaerah.com/article/jawa/55375

Liputan Media 4


UKM Indonesia Sukses

Ukm Indonesia,Ukm Mahasiswa,Pnpm,Kukm,Peluang Bisnis, Peluang Usaha, Usaha Kecil Menengah, Franchise Indonesia, Bisnis Waralaba, Wirausaha, Pengusaha sukses, Cara Bisnis, Tips Motivasi Bisnis,Enterpreneur.lukis Laba dari Brownies Batik

21/03/2012
Melukis Laba dari Brownies Batik


MELIHAT mobil dengan cat bodi motif batik mungkin sudah biasa. Tapi kue brownies bermotif batik mungkin terbilang baru. Lazimnya, brownies hanya dikukus dan dibakar dengan toping taburan coklat, keju, ataupun kacang. Tapi, di tangan Dian Pratama, brownies tampil beda dengan toping bermotif batik.

Pemuda asal Solo ini mulai menekuni usaha pembuatan brownies batik sejak akhir tahun lalu. Dalam sehari, ia mampu memproduksi brownies batik sebanyak 50 kotak. "Responnya cukup bagus sejak pertama kali diluncurkan," ujar Dian.

Mulanya, ia memasarkan lewat brosur dan mendatangi langsung berbagai kantor di Solo. Di luar dugaan, produknya temyata diminati konsumen hingga keluar Solo. "Banyakyang menghubungi saya berminat jadi mitra," ujarnya. Kendati demikian, ia belum berani memenuhi tawaran itu. Ia mengaku sedang fokus memperkuat pondasi bisnisnya yang baru seumur jagung. "Jika sudah siap pasti kami distribusikan, ucapnya

Dian bilang, bisnisnya terus menujukkan tren yang positif. Sekedar gambaran, di bulan pertama, ia mampu meraup omzet Rp 15 juta per bulan. Sementara bulan kedua omzetnya naik menjadi Rp 17 juta, dan di bulan ketiga yang masih berjalan ini omzetnya diprediksi melejit. Dian menjual brownies batik dalam dua ukuran, yakni ukuran kecil dan besar dengan harga masing-masing Rp 25.000 dan Rp 38.000 per kotak.

Sumber: Harian Kontan
Fahriyadl